Dua Hari di Jazz Gunung Bromo 2016

12:31:00 PM


Jazz Gunung Bromo adalah pergelaran musik bertaraf internasional yang menampilkan komposisi jazz bernuansa etnik, digelar setiap tahun di daerah pegunungan. Para musisi tampil di panggung terbuka beratap langit dan berlatar alam yang indah. Perpaduan harmonis antara musik, alam, dan manusia sehingga dapat tercipta.

Perjalanan saya selama dua hari melihat indah nya musik Jazz di ketinggian 2000 MDPL menjadi pengalaman tersendiri, selain  merasakan indah nya suasana gunng bromo yang super dingin, saya juga menikmati musik jazz etnik yang di bawakan para penampil jazz gunung diantara nya : Ian Scionti ( Musisi asal Spanyol), Dwiki Darmawan Projcet, Ring of Fire feat Bonita & Richard Hutapea, Shaggy Dog, Shadow Puppet, Fusion Jazz, dan di tutup oleh The Grove pada hari kedua.

Event dua tahunan ini berhasil menyihir penonton dengan alunan musik jazz anti mainstream yang di bawakan para musisi papan atas yang hampir kita tidak pernah mengetahuinya karena memang jarang tampil di tivi nasional ataupun konser di Indonesia, tapi meraka para penampil jazz gunung kali ini sudah malang melintang di berbagai negera membawa nama baik Indonesia di kancah Internasional.


Saat Ian Scionti ( Musisi Jazz Asal Spanyol) Tampil 
 Meski Suhu di Gunung bromo pada saat itu mencapai 10 derajat Calcius dan meningkat pada malam hari tidak menyurutkan para penampil dan tentunya para penonton jazz gunung yang setia sejak sore hingga malam hari tak beranjak.
Jazz gunung kali ini terasa sangat berbeda dari tahun- tahun sebelum nya, karena mulai dari venue yang di rubah menjadi lebih keren dan lebih luas dapat menampung hingga 2000 Penonton, juga hawa gunung bromo yang lebih dingin dari biasa nya, membuat para penampil harus jingkrak jingkrak menahan rasa dingin. selain itu  perubahan konsep panggung dengan bahan utama bambu oleh arsitek novi kristianti asal yogyakarta.

Video kiriman AGENDA KOTA (@agendakota) pada

Penghargaan jazz gunung diberikan kepada ireng maulana diwakili putranya, Peran almarhum penggagas hadirnya musik jazz di Indonesia. Apresiasi diharapkan bisa memberikan inspirasi musisi di Indonesia dan juga Harapan ada penghargaan dari pemerintah daerah untuk memberikan fasilitas terbaik penggerak seni musik Indonesia. tutur Butet Kertarajasa selaku founder jazz gunung para saat press conference.


Video kiriman AGENDA KOTA (@agendakota) pada


Tahun ini pelaksanaan Jazz gunung lebih berwarna, karena tidak hanya penampil yang tidak biasa kita lihat di festival jazz dan stasiun televisi swasta di Indonesia, tapi tata panggung yang ciamik membuat penonton betah berlama -lama dan mengabadikan foto suasana ke akun social media mereka. ada juga bantal untuk duduk bagi penonton VIP dan Festival.


Disediakan Alas duduk untuk VIP dan Festival, jadi tidak kedinginan
Saya sendiri berangkat bersama tim Agendakota selaku media partner event jazz gunung yang ke-8th ini, dari Surabaya hari jumat, 19 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB dari terminal Bungurasih menuju terminal Probolinggo hanya dengan membayar Rp. 20.000,- / orang. dilanjutkan naik bis menuju lokasi Jazz gunung yang berisikan 15 orang termasuk para wisatawan mancanegara yang ingin berlibur menikmati gunung bromo seharga Rp. 35.000 / orang.

Sesampainya di Lokasi menuju media center yang di siapkan oleh panitia jazz gunung, langsung registrasi dan diantar ke penginapan yang memang khusus disediakan untuk media partner.

Wall of fame Jazz Gunung Bromo

You Might Also Like

0 comments

Subscribe